Klik ini untuk Kembali ke BERANDA UTAMA

'Episode Akhir Zaman' (bag.3)


Rangkuman Kajian Online RDM edisi Minggu, 29 januari 2012

Pemateri   : Abuakmal Mubarok
Moderator : Lia Andriyani
TEMA         : Pengadilan Di Padang Mahsyar



Bismillahirrahmaanirahhiim, 
Innalhamdulillah nahmaduhu wa nasta'inuhuu wa nastaghfiruhu wa na'uudzubillahi min syuruuri 'anfusina wa min sayyiaati a'malinaa man yahdillahu fallaa mudhilllalah wa man yudhlilhu falaa haadiyalah Asyahadul anlaa ilaaha illallah wahdahu laa syarikalah wa asyahdu anna muhammadan abduhu wa rosuluh laa nabiya ba'da. Allahuma Sholli 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aalihi wa sahbihi 'ajmaiin.

Sebagaimana pembahasan kita terakhir ( bagian 2 : Wisata ke Alam Barzakh), dimulai dari tiupan sangsakala yangkedua maka dibangkitkanlah manusia semuanya dari alam kubur dan dikumpulkan pada sebuah padang luas yang disebut Mahsyar.

Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka berkata: "Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?." Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(Nya). (Q.S. Yaasin [36] : 51-52).
Tidakah teriakan (tiupan) itu melainkan sekali teriakan saja, maka tiba- tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami (Q.S. Yaasin [36] : 53).
Katakanlah: "Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah (Q.S. At-Taghabuun [64] : 7).

 Maka manusia yang telah hancur fisiknya dari alam kubur itu dibangkitkan dan disusun kembali tulang belulang daging dan organ tubuh lainnya
Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah SAW. bersabda, “Semua bagian tubuh manusia akan hancur kecuali satu tulang, iaitu ujung ekornya (ajab al-dzanb). Dari tulang inilah dibangunkan kembali penciptaannya pada hari kiamat.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Sekadar diketahui, bhw sampai saat ini msh belum dipahami apa kegunaan tulagn ekor pada manusia krn manusia tidak berekor. ada sebagian ilmuwan yg menjelaskan bahwa itu adalah bukti bahwa manusia berevolusi dari reptilia.. namun yang benar adalah tulang ekor itu ada titik pangkal disusun kembali tubuh manusia.
Dari Abu Said Al-Khudri r.a. diriwayatkan para sahabat bertanya : “ Wahai Rasulullah, bagaimanakah rupa ujung ekor itu?” Baginda menjawab, “Seperti biji sawi (habbat khardal).” (H.R. Abu Ya’la dan Al-Hakim)
Rasulullah SAW. bersabda, “Mereka kemudian tumbuh bagaikan sayuran di musim hujan.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Seolah seperti dikisahkan dalam film film fiksi ilmiah (science fiction) Holywood manusia melakukan "kloning" maka kondisi manusia baru ini kemudian bangkit dalam keadaan telanjang.

Rasulullah s.a.w. bersabda, “Semua manusia akan dibangkitkan dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitankan sebagaimana keadaan mereka ketika pertama kali diciptakan.” Rasulullah lalu membaca: Sebagaimana kami menciptakan (manusia) pertama kali, maka kami akan mengembalikannya. Itu merupakan janji yang akan kami laksanakan.” (Surah Al-Anbiya: 104).

Sebagaimana bayi baru lahir dalam keadaan telanjang namun ini berupa manusia dewasa ia seolah bangkit dari tabung kloningnya...
“Sesungguhnya kalian akan menjumpai Allah dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian, berjalan kaki, dan belum dikhitan.” (H.R.Bukhari, no. 6043)

Walaupun telanjang namun manusia saat itu dalam keadaan bingung dan gempar sehingga tidak sempat berfikir melihat satu sama lain.
Dari Aisyah r.a. Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: "Dikumpulkanlah semua manusia di padang mahsyar pada hari kiamat dengan telanjang kaki, telanjang tubuh dan tidak berkhitan kemaluannya." Saya bertanya: "Ya Rasulullah, kalau begitu kaum wanita dan kaum lelaki semuanya dapat melihat antara yang sebahagian dengan sebahagian yang lainnya." Beliau s.a.w. menjawab: "Hai Aisyah, peristiwa pada hari itu lebih sangat(dasyat) untuk menjadi perhatian mereka daripada memerhatikan orang lain." (H.R. Bukhari Muslim).

Lalu apakah sebenarnya padang mahsyar itu?

Mahsyar berasal dari kata hasyara yang berarti berkumpul
 “Umat manusia akan digiring pada hari kiamat ke (mahsyar). Sebuah medan yang luas. Tanahnya berwarna putih seperti bundaran roti yang bersih.” Sahl dan selainnya berkata: “Tidak ada di sana tanda (tempat keberadaan) bagi seorangpun.” (H.R. Al-Bukhari no. 6521 dan Muslim no. 790)
Dari Sahl bin Saad r.a. Rasulullah SAW bersabda : Pada hari kiamat, manusia dikumpulkan di tengah padang berwarna putih agak kemerahan seperti roti panggang di mana tidak ada bangunan tempat tinggal bagi seorang pun". (Muslim No.4998)

Imam Al-Ghazali berkata, “Janganlah engkau mengira bahwa tanah itu seperti tanah di dunia ini. Tidak ada kesamaan antara keduanya
Manusia dari awal hingga akhir zaman semua berkumpul di Padang Mahsyar untuk menghadapi pertanggung jawaban akan amal perbuatannya.
Maka dikisahkan proses ini memakan waktu hingga 50.000 tahun
 

"Bagaimana keadaan kalian, jika Allah mengumpulkan kalian di suatu tempat seperti berkumpulnya anak-anak panah di dalam wadahnya selama 50.000 tahun dan Dia tidak menaruh kepedulian terhadap kalian?" (H.R. Hakim dan Thabrani).

Walaupun tadi dikisahkan manusia dalam keadaan telanjang, namun itu hanya kondisi awal saat baru disusun kembali tubuhnya.. adapun kemudian sebelum menghadap pertanggung jawaban pada Allah, manusia diberi pakaian.

Dari Abu Sa'id Al Khidro r.a. Rasulullah SAW bersabda : Mayit akan dibangkitkan dengan pakaian yang dikenakannya ketika mati.” (H.R. Abu Dawud dan Ibnu Hibban)
“Sesungguhnya orang pertama yang diberi pakaian pada hari Kiamat adalah Nabi Ibrahim.” (H.R. Bukhari, No. 4371)

Maka bagaimana kondisi orang di Padang Mahsyar ketika itu? Masing-masing dalam kondisi yang berbeda beda sesuai dengan amal perbuatannya.

Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri, Kepada Tuhannyalah mereka melihat (Q.S. Al-Qiyaamah [75] : 22-23).

Wajah orang mukmin putih berseri
"pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri" (Q.S. Ali-Imran [3] : 106).

Wajah orang mukmin itu juga bercahaya bahkan tubuhnya juga.

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah pada hari itu Anda mengenali kami?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Ya. Kalian punya tanda yang tidak dimiliki oleh seorangpun dari umat lain. Kalian datang kepadaku dengan dahi dan kaki bercahaya putih karena wudhu.” (H.R. Muslim, No. 364).


Di antara mereka ada yang cahayanya seperti gunung, ada yang seperti pohon kurma, dan ada pula yang mendapatkan cahaya lebih kecil daripada itu. Mereka diberikan cahaya sesuai dengan amal mereka di dunia. Ada yang mendapatkan cahaya hanya pada ujung jempol kakinya, terkadang menyala dan terkadang padam lagi. Kalau cahayanya sedang menyala, ia melangkahkan kakinya, dan apabila padam maka ia tegak berdiri di atas shirot. (Tafsiir Ibnu Katsiir, Surat al-Hadid : 12-15).

Bagaimana kondisi orang munafik?

orang munafik sama sekali tidak memiliki cahaya dan mereka memohon kepada Allah agar diberikan cahaya.

“Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami..” (Q.S. At-Tahriim).

Namun Allah tidak mengabulkan permintaan mereka dan orang munafik tidak memiliki cahaya, Kemudian mereka mengejar rombongan orang-orang beriman yang bercahaya dan berfikir bahwa mungkin mereka bisa meminta sedikit cahaya kepada orang mukmin.

 “Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: “Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu.” Dikatakan (kepada mereka): “Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu).” Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa.” (Q.S. Al-Hadiid: 13).

Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini : Orang-orang mukmin terus melanjutkan perjalanan di atas shirot, sementara itu orang-orang munafiq tertinggal di belakang. Lalu Allah Ta’ala menciptakan dinding pagar yang memiliki pintu, untuk memisahkan orang-orang mukmin dari orang-orang munafiq. Setelah semua orang yang beriman sampai pada dinding itu dan masuk melalui pintunya, maka pintunya ditutup rapat sehingga yang tertinggal hanyalah orang-orang munafiq di belakang yang diliputi kegelapan, kebingungan dan adzab. (Tafsiir Ibnu Katsiir).

Sedangkan orang-orang kafir pada hari dibangkitkan dan dikumpulkan di padang mahsyar itu berada dalam kondisi ketakutan dan kebingungan. Dan wajah mereka muram karena merasa bahwa dirinya akan celaka
Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat (Q.S. Al-Qiyaamah [75] : 24-25)

Dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu." (Q.S. Ali-Imran [3] : 106).

Digambarkan juga bahwa orang kafir berwajah biru muram.

Barangsiapa berpaling dari pada Al qur'an maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat, mereka kekal di dalam keadaan itu. Dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari kiamat, (yaitu) di hari (yang di waktu itu) ditiup sangkakala dan Kami akan mengumpulkan pada hari itu mujrimun (orang-orang yang berdosa) dengan muka yang biru muram, (Q.S. Thaha [20] : 100-102 ).

Kembali pada masalah Padang Mahsyar,

Sebenarnya di mana padang mahsyar itu?

Ada sebagian ulama meyakini mahsyar itu berada di bumi.
Sebagian ulama berpendapat bahwa Padang Mahsyar itu berada di bumi berdasarkan ayat ini :

Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah satu kali tiupan saja, maka dengan serta merta mereka hidup kembali di saahirah permukaan bumi (Q.S. An-Naaziat [79] : 13).


Memang terjemahan Depag menerjemahkan itu permukaan bumi. Namun jika kita perhatikan istilah arabnya di situ digunakan kata “saahiroh” dan bukannnya “ardh” (bumi). Dalam Tafsir Imam Qurtubhi menjelaskan makna saahirah adalah bumi yang lain yang diciptakan Allah setelah hari kiamat. Hal ini sesuai dengan firman Allah:
(yaitu) (pada hari (ketika)) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit dan meraka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. (Q.S. Ibrahim [14] : 48).

kata "as-saahirah" mengandung arti macam-macam yaitu : tanah lapang, tanah yang mudah dijejaki, rembulan, wajah yang putih seperti rembulan, dan tanah yang putih mengkilat. Maka jelaslah di sini bahwa yang dimaksud saahirah bukanlah bumi melainkan “tanah lapang yang putih” yaitu Padang Mahsyar”.

Sebagian ulama berpendapat bahwa Padang Mahsyar itu berada di bumi yaitu di Palestina berdasarkan hadits berikut Dari Maimunah binti Sa’d r.a, dia berkata, “Wahai Nabi Allah, fatwakan kepada kami mengenai Baitul Maqdis. Beliau SAW bersabada, “Tanah Mahsyar dan Mansyar. (H.R. Ahmad).

perkataan “mahsyar dan mansyar” maksudnya adalah “tempat dikumpulkan dan disebarkan” manusia. Maksud sabda Rasulullah SAW di sini konteksnya bukan menjelaskan menganai Padang Mahsyar untuk pengadilan manusia setelah kiamat. Bagaimana mungkin Mahsyar itu berada di Palestina sedangkan bumi dan alam semesta ini semua musnah pada tiupan sangsakala yang pertama..

Sedangkan konteks pembicaraan “mahsyar dan mansyar” maksudnya menjelaskan tentang yahudi dimana di situ yahudi dikumpulkan dan di situ Yahudi berpencar, lalu dikumpulkan lagi Yahudi di Palestina itu untuk kedua kalinya, dan untuk kedua kalinya pula Yahudi berbuat kerusakan di muka bumi, sehingga terjadilah Malhamah Kubro yaitu peperangan dahsyat antara Umat Islam dan Yahudi.
Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar. (Q.S. Al-Israa’ [17] : 4).

dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan Bani Israil) yang kedua kali, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat(Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan) niscaya Kami kembali (mengazabmu) dan Kami jadikan neraka Jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman (Q.S. Al-Israa’ [17] : 7-8).

Di Padang Mahsyar itu pula kondisinya sangat panas karena Matahari didekatkan oleh Allah

Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau.” (H.R. Muslim, no. 2864).

Oleh karena saking panasnya manusia terendam oleh keringatnya.
Beliau SAW bersabda: “Maka manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Maka, di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua betisnya. Adapula yang sampai pinggangnya. Ada juga yang keringatnya sungguh-sungguh menyiksanya.” –Perawi berkata: “Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam menunjuk dengan tangannya ke mulutnya.” (H.R. Muslim no. 2864).

“Sesungguhnya keringat manusia itu pada hari kiamat akan membanjiri bumi selebar tujuhpuluh depa, dan sungguh akan membanjiri sampai setinggi mulut atau telinga mereka.” (H.R. Muslim)
Kondisi manusia saat itu sangat menderita. Namun bagi orang mukmin hal ini tidak berlaku, karena mereka mendapatkan nauangan dari Allah SWT. 

Siapakah saja orang yang tidak merasakan panas di Padang Mahsyar itu?

1.     Orang Yang Menghapuskan Hutang

“Barangsiapa yang memberi kelonggaran kepada orang yang sedang kesulitan (membayar hutang) atau membebaskan (hutang tersebut) darinya, niscaya Allah akan menaunginya dalam Arsy-Nya.” (HR. Muslim no. 3006)

“Ada tujuh golongan yang Allah l akan menaungi mereka di bawah naungan Arsy-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan Arsy-Nya. Mereka adalah (1) imam (pemimpin) yang adil, (2) pemuda yang peribadahan kepada Rabbnya, (3) orang yang hatinya terkait di masjid, (4) orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang berkedudukan lagi cantik, namun dia berkata: ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah’, (6) orang yang bersedekah namuan merahasiakannya, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan (7) orang yang mengingat Allah dalam keadaan sendirian hingga berlinang air matanya.” (Muttafaqun ‘alaih).

2.     Orang Yang Meringankan Kesusahan Orang lain

DariAbu Qatadah r.a. Nabi s.a.w. bersabda, “Barang siapa yang menginginkan agar Allah menyelamatkannya daripada kesusahan (yang dialami) pada hari Kiamat, maka bantulah orang yang dalam kesusahan, atau kurangilah kesusahannya.” (H.R. Muslim).

3.     Orang Yang Bersedekah

Daripada ‘Uqbah bin ‘Amir bahawa Nabi s.a.w. bersabda, “Seseorang akan berteduh di bawah naungan sedekahnya hingga waktu pengadilan (hisab) tiba.” (H.R. Imam Ahmad dalam musnadnya).

4.     Orang Yang Tidak Menipu Dalam Berdagang

Abu Hurairah meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda: "Ada tiga orang yang nanti pada hari kiamat tidak akan diajak bicara oleh Allah dan mereka mendapat siksa yang pedih, yaitu: Orang yang mempunyai kelebihan air di gurun sahara tapi tidak mau memberikannya kepada musafir, orang yang membuat perjanjian dengan orang lain untuk menjual barang dagangan sesudah Asar; ia bersumpah demi Allah bahwa telah membeli barang itu dengan harga sekian dan orang lain tersebut mempercayainya padahal sebenarnya tidak begitu " (H.R. Muslim No 157, Bukhari No. 2186, Tirmidzi, Abu Daud, Ibn majah dan Imam Ahmad

5.     Orang Yang Tidak Berzina, Tidak Berbohong dan Tidak Sombong

Dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah SAW bersabda: "Ada tiga macam orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat dan tidak pula menganggap mereka sebagai orang bersih (dari dosa), juga tidak hendak melihat mereka itu dan bahkan mereka akan memperolehi siksa yang pedih sekali, yaitu orang tua yang berzina, raja (pemimpin negara) yang suka membohong dan orang miskin yang sombong." (H.R. Muslim).

Di samping Naunan dari Allah, di Padang Mahsyar juga ada Telaga yang disebut Haudh, dan setiap Nabi memiliki Haudh nya masing2
Rasulullah SAW bersabda :”Sesungguhnya setiap nabi memiliki haudh” (H.R. Tirmidzi No.2443 disahihkan oleh Albani dalam As-Shahihah 1589)
Sesungguhnya setiap Nabi mempunyai al-haudh (telaga) dan mereka saling berbangga diri, siapa di antara mereka yang paling banyak peminumnya (pengikutnya). Dan sungguh aku berharap, akulah yang paling banyak pengikutnya.” (H.R. Tirmidzi No. 2443. dinilai shohih oleh al-Albani dalam ash-Shohiihah, no. 1589 dan al-Misykah, no. 5594).


Lalu seperti apa Haudhnya Rasulullah Muhammad SAW?

Dari Anas bin Malik ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda “Tahukah kamu apakah Al Kautsar itu?” Para shahabat berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui” Beliau bersabda, “Itu adalah sungai yang diberikan oleh Allah kepadaku didalam surga, terdapat kebaikan yang sangat banyak didalamnya. Pada hari kiamat nanti umatku akan mendatanginya. Gelas yang tersedia padanya sejumlah bintang di langit. lalu ada seseorang yang dijauhkan darinya, maka aku berkata, “Sesungguhnya ia termasuk umatku..” Namun dikatakan, “Sesungguhnya engkau tidak tahu apa yang telah ia lakukan sepeninggalmu.” (H.R.Tirmidzi No. 2465).

Dari Abdullah bin Amru r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda : “Haudhku (panjangnya) selama perjalanan sebulan, baunya lebih harum dari minyak kesturi, jumlah bejana (yang disediakan untuk minum) sebanyak bintang-bintang di langit, dan barang siapa yan meminumnya tak akan merasa haus selamanya” (H.R.Bukhari No. 6579 dan Muslim No. 2292).

Dalam hadits lain juga disebutkan bahwa Haudh milik Rasulullah SAW ini dialiri air yang berasal dari dua buah sungai yang mata airnya berada di Telaga Kautsar di Surga.
Dari Abu Dzar r.a. pada saat Nabi Muhammad SAW menyebut tentang Al-Haudh beliau bersabda: mengalir padanya dua pancuran dari surga dan barangsiapa yang meminum nya maka dia tidak akan lagi kehausan (H.R. Muslim No. 2300).

Namun sayangnya tidak semua orang bisa meminumnya dari telaga milik Rasulullah SAW tsb
 “Sesungguhnya telagaku itu lebih panjang dari jarak antara Aylah (sebuah kota di teluk ‘Aqobah, Yordania) dan ‘Adan (kota Yaman). Sungguh telagaku itu lebih putih dari salju, lebih manis dari madu dicampur susu, serta bejana-bejananya lebih banyak dari bintang-bintang. Aku sungguh akan menjaganya dari orang lain (selain umatku), sebagaimana seseorang menjaga telaganya dari unta orang lain.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah pada hari itu Anda mengenali kami?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Ya. Kalian punya tanda yang tidak dimiliki oleh seorangpun dari umat lain. Kalian datang kepadaku dengan dahi dan kaki bercahaya putih karena wudhu.” (H.R. Muslim, No. 364)


Di tengah situasi Padang Mahsyar yang panas dan berkeringat, siapakah yang bisa minum dari telaga haud Rasulullah SAW?

1.     Orang Yang Berpegang Pada Al-Qur;an dan Sunnah

Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya aku telah meninggalkan bagi kalian dua perkara yang mana kalian tidak akan tersesesat, yaitu kitab Allah dan sunnahku, dan dia tidak akan berpisah sehingga dia datang menuju haudh” (H.R. Al Hakim Al-Mustadrok: 1/Hal 172 no: 319)

2.     Orang Yang Bersabar

Kalian akan mendapatkan sepeninggalku orang-orang yang lebih mementingkan duniawi, maka bersabarlah sehingga kalian menemui Allah SWT dan Rasul -Nya di saat berada pada Al-Haudh” (H.R. Bukhari: 3792 dan Muslim: 1854)

3.     Orang Yang Tidak Melakukan Bid’ah

Dari Abi Sa’id Al-Khudri RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:akan datang kepadaku sekelomopok kaum di mana mareka mengenalku dan aku pun mengenal mereka namun aku dihalangi dari mereka, lalu aku mengatakan: Sesungguhnya mereka ini dari golonganku, maka dikatakan: Sesungguhnya engkau tidak mengetahui perbuatan-perbuatan bid’ah yang mereka lakukan setelah dirimu meninggal, maka aku berkata: menjauhlah, menjauhlah orang yang telah merubah din ini setelah kematianku”. Maka Ibnu Abi Mulaikah berkata: Ya Allah aku berlindung kepada -Mu jika kami terusir hina atau terfitnah sehingga jauh dari agama kami”. (H.R. Bukhari: No. 6593,6583-6584 dan Muslim No 2290)

Ibnu Abdil Barr berkata: Setiap orang yang membuat-buat perkara baru di dalam agama maka dia termasuk orang-orang yang terusir dari Al-Haudh (Syarah Shahih Muslim: 1/137).

4.     Orang Yang Shalat dan Berwudhu

Dari Hudzaifah RA bahwa pada saat Nabi Muhammad SAW menyebut tentang Al-Haudh beliau bersabda: Sungguh yang jiwaku berada di tangan -Nya, aku pasti akan menghalau sekolompok orang dari haudhku sebagaimana seorang lelaki menghalau onta yang bukan miliknya dari kolam tempat ontanya minum. Para shahabat bertanya: Apakah engkau mengetahui kami pada saat itu?. Maka beliau menjawab: Ya, kalian akan mendatangi aku dengan penuh cahaya di kening kalian karena bekas air wudhu’ dan cahaya itu tidak terdapat pada orang selain dari kalian”. (H.R. Muslim No.248).


DIBAGIKAN KITAB

Setelah manusia berkumpul di Mahsyar itu mulailah manusia dipanggil namanya masing-masing

Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya (tad’a ilaa kitabiha). Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. Al-Jaatsiyah [45]:28).

 (Allah berfirman): "Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan terhadapmu dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan." (Q.S. Al-Jaatsiyah [45]:29).

Orang dipanggil satu persatu untuk menjalani pertanggungjawaban atas perbuatannya di dunia. Maka pada hadi itu mereka dipanggil dan diberikan kitab catatan amal-amalnya selama di dunia
Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. (Q.S. Al-Mujaadilah [58]:6).

Sedangkan para Nabi menjadi saksi atas umatnya masing2 bahwa mereka telah mendakwahkan agama ini kepada umatnya
dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan. (Q.S.Az Zumar [39] : 69)

ARAH DIBERIKAN KITAB

Adapun dalam al Quran, Allah SWT, “Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,” (Q.S. Al Insyiqaaq : 7-8)

“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak: “Celakalah aku”. Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (Q.S. Al-Insyiqaaq : 10-12)

Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka. (Q.S. Az-Zukhruf [43] : 80)

(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. (Q.S. Qaaf [50]:17).


MIZAN

Setelah manusia memegang kitabnya masing-masing maka akan dihadapkan pada mizan yaitu neraca yang menimbang amal baik dan amal buruk manusia.

Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba (menuju batas shiratul mustaqim) sehingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, ilmunya untuk apa ia amalkan , hartanya dari mana ia peroleh dan kemana ia habiskan dan badannya untuk apa ia gunakan” (H.R. Tirmidzi dan Ad Darimi).
Anas bin Malik r.a. berkata : "Aku memohon kepada Nabi agar memberikan syafaat untukku pada hari kiamat. Beliau bersabda: "Saya akan melakukannya" Anas bertanya lagi :" Wahai Rasulullah dimanakah aku mencarimu? Beliau bersabda : "Carilah aku pertama kali diatas shirat" Anas lalu bertanya lagi, "Bagaimana jika aku tidak menjumpai mu di atas shirat?.Beliau bersabda, "Maka carilah aku di mizan". Aku bertanya , "Lalu bagaimana kalau aku tidak menjumpaimu di mizan? " Beliau bersabda : "Maka carilah aku di Haudh (telaga) . Karena sesungguhnya aku tidak berada kecuali dari 3 tempat tersebut " (H.R. Ahmad ).


BERJUMPA DAN BERDIALOG DENGAN ALLAH

Pada saat pertanggung jawaban ini manusia akan berjumpa dan berdiaog dengan Allah SWT.
“Wajah-wajah kaum mu’min pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabb-nya lah mereka memandang”
(Q.S. Al-Qiyaamah : 22 - 23)
Rasulullah menggambarkan cara kita melihat Tuhan sebagai berikut :

Abu Said Al-Khudri berkata : Kami bertanya kepada Rasulullah SAW “Apakah kami akan dapat melihat Tuhan pada ahri qiyamat ?” Jawab Nabi SAW : “apakah kalian merasa silau melihat matahari atau bulan ketika langir bersih tidak ada awan ?” Jawab kami “Tidak”. Maka Nabi SAW bersabda :”Demikianlah kalian tidak akan silau melihat Tuhanmu di hari qiyamat kecuali sebagaimana silaumu dalam melihat keduanya” (H.R. Bukhari Muslim dalam Alu'lu wal Marjan).

Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Anas r.a. ‘Wahai Rasulullah, apakah kami dapat melihat Tuhan kami pada hari kiamat?’
Rasulullah SAW bersabda, ‘Apakah kalian kesulitan untuk melihat bulan pada malam purnama?’
Parasahabat menjawab, ‘Tidak, wahai Rasulullah.’
Beliau berkata lagi, ‘Apakah kalian kesulitan melihat matahari pada siang hari yang tidak berawan?’
Mereka menjawab, ‘Tidak, wahai Rasulullah.’

Kemudian beliau bersabda:
‘Sejelas itu pula kamu akan melihat-Nya. Allah SWT akan mengumpulkan seluruh manusia pada hari kiamat seraya berkata, ‘Barangsiapa yang menyembah sesuatu (benda), maka ikutilah benda itu.’ Maka orang yang menyembah matahari, akan mengikuti matahari.Orang yang menyembah bulan akan mengikuti bulan.Orang yang menyembah thagut akan mengikuti thagut. (H.R. Bukhari).


DIBENTANGKAN JEMBATAN SHIROTH

Setelah melalui yaumil hisab yaitu pertanggung jawaban dengan melalui Mizan tadi maka kemudian manusia digiring menuju jembatan shiroth.
 “Kemudian didatangkan jembatan (shirot) lalu dibentangkan di atas permukaan Neraka Jahannam.” (H.R. Bukhari, No. 6886)


Siapakah yang pertama melewati jembatan shiroth?

“Aku dan umatku yang pertama diijinkan melewati shirot, dan ketika itu tidak ada seorang pun yang berbicara kecuali para Rasul. Do’a para Rasul ketika itu adalah: “Ya Allah, selamatkanlah… selamatkanlah…” (H.R.Bukhari, no. 6885).


Jembatan Shiroth ini menghubungkan apa dengan apa?

Dalam hadits dikatakan bahwa jembatan shiroth itu dibentangkan di antara dua tepi neraka jahannam.

Diriwayatkan oleh Abu Said Al-Khudri r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda :”Diletakkan Shirath di antara kedua tepi Jahannam, (H.R. Ahmad).



Seperti Apa Jembatan Shiroth Itu?

 “Telah sampai (kabar) kepadaku bahwa jembatan (di atas Neraka Jahannam) itu lebih tipis daripada rambut dan lebih tajam dari pada pedang.” (H.R. Muslim, No. 269).
“Dan Neraka Jahannam itu memiliki jembatan yang lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang. Di atasnya ada besi-besi yang berpengait dan duri-duri yang mengambil siapa saja yang dikehendaki Allah.(H.R Ahmad 23649).

 “Shirot adalah tempat yang licin lagi menggelincirkan. Di atasnya terdapat besi penyambar, besi-besi pengait, serta pohon berduri yang besar. (H.R. Bukhari, no. 6886 dan Muslim, no. 269).

“Allah akan memanggil umat manusia di akhirat nanti dengan nama-nama mereka ada tirai penghalang dari-Nya. Adapun di atas jembatan Allah memberikan cahaya kepada setiap orang beriman dan orang munafiq. Bila mereka telah berada ditengah jembatan, Allah-pun segera merampas cahaya orang-orang munafiq. Mereka menyeru kepada orang-orang beriman: ”Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahaya kamu.” (QS Al-Hadid ayat 13) Dan berdoalah orang-orang beriman: ”Ya Rabb kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami.”(QS At-Tahrim ayat Ketika itulah setiap orang tidak akan ingat orang lain.” (H.R Thabrani 11079).


PENGAIT BERDURI

Ia mempunyai duri yang membahayakan seperti yang ada di Najed, yang biasa disebut pohon Sa’dan. (H.R. Bukhari, no. 6886 ).


Kondisi penyeberangan di Jembatan itu gelap sedangkan pengait menyambar nyambar dan jurang yang dalam ada dibawahnya dimana dasarnya adalah neraka Jahannam

Jabir Bin Abdullah r.a. berkataRasulullah SAW bersabda : “Setiap Manusia Baik Munafik maupun Mukmin Akan Diberi Cahaya kemudian Mereka Mengikutinya. Diatas Jembatan Jahannam ada cakar-cakar (besi-besi pengait) dan duri-duri yang menyambar siapapun orang yang dikehendaki Allah. (H.R. Ahmad No.14763).



Siapa orang yang terkena pengait berduri itu?

Beliau bersabda lagi: ‘Besi pengait itu sama dengan duri Sa’dan. Hanya Allah yang mengetahui besar besi pengait itu sebenarnya. Besi itu akan mengait manusia disebabkan oleh amal perbuatan mereka. Di antara mereka ada yang terjatuh, ada yang terpotong, dan ada yang selamat (H.R. Bukhari).

Diriwayatkan dari Salman Al-Farisi r.a. dari Nabi SAW, beliau bersabda "Dan diletakkanlah shirat yang tajamnya seperti pisau (cukur). Lalu malaikat bertanya: " Siapakah yang dapat melewatinya?"
Maka Allah berfirman " Orang yang Ku-kehendaki diantara Makhluk" Lantas mereka berkata : "Maha suci Engkau, Kami belum beribadah dengan sebenar-benar ibadah kepada-Mu" (H.R Al-Hakim).


Namun bagi manusia yang mukmin dan beramal Sholeh jembatan itu terasa lebar dan ia memiliki cahaya yang terang dan orang mukmin itu melewati jembatan itu dengan melesat seperti meteor
Lalu mereka melintas sesuai dengan cahaya yang mereka miliki. Maka di antara mereka ada yang melintas secepat meteor, ada pula yang melintas secepat kedipan mata, ada pula yang melintas secepat angin, ada pula yang melintas seperti orang berlari, dan ada pula yang berjalan dengan cepat. Mereka melintas sesuai amal perbuatan mereka, hingga tibalah saat orang yang cahayanya ada di jari jempol kedua kakinya melintas, satu tangannya jatuh, dan satu tangannya lagi menggantung, satu kakinya jatuh dan satu kakinya lagi menggantung, kedua sisinya terkena api neraka.” (H.R Al-Hakim).

Orang-orang yang beriman melewatinya laksana kedipan mata, ada pula yang seperti kilat, ada yang seperti burung terbang, ada yang seperti kuda yang larinya kencang, dan ada pula yang seperti unta. Ada yang benar-benar selamat, ada yang selamat dengan kondisi lecet-lecet, dan ada pula yang ditenggelamkan di Neraka Jahannam.” (H.R. Bukhari, no. 6886 )

1.     Orang Yang Kafir Pasti Jatuh Ke Neraka

Sudah dipastikan orang yang menyembah berhala itu akan masuk neraka.

Ada pula yang ditenggelamkan di Neraka Jahannam.” (H.R. Bukhari, no. 6886 dan Muslim, no. 269).
Apabila datang hari kiamat ada penyeru yang menyerukan : hendaklah setiap umat mengikuti apa yang dulu mereka sembah. Maka tidak ada seorang pun yang dahulunya menyembah selain Allah berupa patung dan berhala kecuali ia jatuh ke dalam neraka (H.R. Muslim).

2.     Orang Munafik

Dikisahkan dalam Al-Qur’an bahwa orang munafik memanggil orang beriman :
Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?" Mereka menjawab: "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu- ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu. Maka pada hari ini tidak diterima tebusan dari kamu dan tidak pula dari orang-orang kafir. Tempat kamu ialah neraka. Dialah tempat berlindungmu. Dan dia adalah sejahat-jahat tempat kembali (Q.S. Al-Hadiid [47] : 14-15).

Dari ayat di atas kita tahu bahwa orang munafik akan masuk pula ke neraka bersama orang kafir.
Namun perlu diketahui bahwa munafik itu ada dua macam, ada orang munafik hakiki yaitu mereka yang benar-benar menyembunyikan kekafirannya dan berpura-pura masuk Islam dalam rangka menghancurkan Islam dari dalam, maka inilah yang disamakan dengan orang kafir dan masuk ke neraka jahannam.

adapula orang munafik yang ia benar-benar masuk Islam hanya saja dirinya masih terombang ambing antara kekafiran dan keimanan dikarenakan banyak hal misalnya karena kebodohan dan kurang paham akan agama atau karena belum bisa meninggalkan kemaksiatan dan takut pada lingkungan. Orang seperti ini akan dijatuhkan ke neraka namun kemudian akan dikeluarkan dari neraka dengan Rahmat Allah.

Pada ahri kiamat kelak manusia diletakkan di atas shiroth lalu para penjaga shiroth menjatuhkan mereka laksana jatuhya kupu kupu ke dalam api. Lalu Beliasu SAW kembali bersabda : dengan RahmatNya Allah selamatkan siapapun yang dikehendakinya (H.R. Ahmad dalam Al-Fath Ar-Rabbani 24/156, At-tabrani, dan Al-bazzar).

Salah satu yang mengalami hal ini adalah para sahabat Rasulullah SAW sendiri yang sepeninggal beliau masih sempat dihinggapi ragu dan melakukan kemaksiatan atau bid’ah, maka Rasulullah memohonkan ampunan bagi mereka
Sesungguhnya, manusia-manusia dari kalangan sahabatku dihukum disebelah kiri, lalu aku berkata, ‘Sahabatku..sahabatku…’ Allah berkata, ‘Sesungguhnya mereka masih berpaling sejak kamu berpisah dengan mereka.’ Lalu aku mengatakan seperti apa yang diucapkan oleh hamba yang sholeh, ‘… dan aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di tengah-tengah mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkaulah Yang Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.’ (QS Al Maidah [5] : 117-118) (H.R. Bukhari).


3.     Orang Mukmin Yang Berdosa dan Fasiq Mengalami Luka, Terjilat api atau Lecet-Lecet.
Abu Said Al-Khudri r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda : ”Ada yang tersambar sehingga tubuhnya tercabik, namun ia tetap selamat (H.R. Ahmad)

4.     Orang Yang Memfitnah Tertahan Lama di Shiroth

Diriwayatkan dari Sahl bin Muadz bin anas Al –Juhani dari ayahnya dari Nabi SAW bersabda : “Barang siapa melontarkan kepada seorang muslim suatu tuduhan dengan maksud ingin mencelanya niscaya Allah akan menahannya di jembatan jahannam hingga ia menarik kembali perkataannya” (H.R. Abu Dawud No. 948830 dishahihkan Al-Albani dalam Kitab Shahih Abu Dawud Hadits No. 4086)

5.     Orang Mukmin Yang Sholeh

Abu Said Al-Khudri r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda :” Ada orang yang sampai (keseberang) dan selamatlah ia. (H.R. Ahmad)

6.     Orang Yang Diselamatkan

Dari Abdullah bin Masud r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Orang yang terakhir masuk surga adalah orang yang berjalan di atas shiroth dalam keadaan sesekali berjalan dan sesekali tersungkur dan sesekali api neraka menjilatnya dan Ketika ia telah melewati itu , iapun menoleh kebelakang, lalu berkarata"Maha Suci Allah yang telah menyelamatkanku dari mu (jembatan) sungguh Allah telah memberiku sesuatu yang tidak diberikan kepada seorangpun di antara orang-orang terdahulu dan orang-orang yang kemudian.(H.R. Al-Bukhari No. 16571).

Walaupun demikian Rasulullah SAW memiliki dispensasi dan keistimewaan lain yaitu bisa memberikan syafaat
Syafaat yaitu memohonkan dispensasi atau keringanan pada Allah


Syafaat yang dimiliki Rasulullah SAW ini ada 3 macam yaitu:

1. Syafaat memohon agar segera dimulai proses hisab (perhitungan amal) dan umat Muhammad yang didahulukan agar tidak terlalu lama menunggu di Mahsyar.

Annas bin Malik ra meriwayatkan, bahwa Rasulullah bersabda: "Setiap Nabi mempunyai do'a yang digunakan untuk kebaikan umatnya. Sesungguhnya aku menyimpan do'aku sebagai syafaat bagi ummatku pada hari kiamat" (H.R. Bukhari 5830, Muslim 299)

Rasululah SAW bersabda bahwa : Beliau SAW segera berjalan ke arah Arasy lalu bersujud dan memuji Allah s.w.t. dengan puja-pujian yang belum pernah beliau ucapkan sebelumnya. Allah s.w.t. lalu berfirman, “Wahai Muhammad, angkat kepalamu. Mintalah, Aku akan mengabulkan.” Rasulullah s.a.w. segera meminta untuk dimulai hisab. (H.R. Bukhari Muslim).

2. Syafaat Kepada Semua Umat Nabi-Nabi Lain.

Anas r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Orang-orang mukmin berkumpul pada hari kiamat. Mereka berkata, ‘Mungkinkah ada orang yang mau memohonkan syafaat bagi kami kepada Tuhan kami?’ Mereka pun mendatangi Adam lalu berkata, ‘Engkau adalah bapak manusia. Allah menciptakan-Mu dengan tangan-Nya. Dia membuat para malaikat-Nya bersujud kepadamu. Dia mengajarkanmu nama-nama setiap sesuatu. Maka, mohonkanlah kami syafaat kepada Tuhanmu.

Kemudian Adam menceritakan dosa yang pernah ia lakukan, ia pun merasa malu (kepada Tuhannya). Lalu ia berkata, ‘Datanglah kepada Nuh karena dialah rasul pertama yang diutus oleh Allah ke muka bumi.’
Mereka pun mendatangi Nuh, lalu Nuh berkata, ‘Aku tidak pantas untuk memohonkan syafaat bagi kalian.’ Kemudian Nuh menceritakan bahwa ia pernah bertanya kepada Allah tentang apa yang tidak ia ketahui. Ia pun merasa malu (kepada Tuhannya), lalu ia berkata, ‘Datanglah kepada (Ibrahim) Khalilurrahman.’

Haditsnya cukup panjang, singkat cerita mereka mendatangi Nabi Musa a.s. dan juga Nabi Isa a.s untuk memohon syafaat namun mereka tidak bisa memberikan syafaat higga akhirnya mendatangi Nabi Muhammad SAW.

Mereka pun mendatangiku. Aku (Muhammad) berseri-seri sehingga aku meminta izin kepada Tuhanku untuk berjumpa dengan-Nya. Ia pun memberiku izin. Ketika aku melihat Tuhanku, aku segera bersujud. Tidak lama kemudian, Dia memanggilku sesuai dengan kehendak-Nya, kemudian dikatakan (kepadaku), ‘Angkatlah kepalamu. Ajukan permintaanmu, niscaya akan dikabulkan. Ungkapkan apa pun yang engkau mau, niscaya akan didengar. Memohonlah syafaat niscaya kamu akan diberikan syafaat.’(H.R. Bukhari).

Aku pun mengangkat kepalaku seraya memuji-Nya dengan pujian yang pernah Dia ajarkan kepadaku, kemudian aku memohonkan syafaat (untuk mereka). Allah membatasi orang-orang yang bisa aku mohonkan syafaat. Aku memasukkan mereka ke surga. Kemudian aku kembali menghadap kepada Allah, tatkala aku melihat Tuhanku, aku bersujud seperti ketika bertemu dengan-Nya sebelumnya, kemudian aku memohonkan syafaat (untuk mereka). Allah membatasi orang-orang yang bisa aku mohonkan syafaat. Aku memasukkan mereka ke surga. Lalu, ( aku kembali menghadap kepada Allah untuk yang ketiga kalinya, dan ) aku kembali menghadap kepada Allah untuk yang keempat kalinya, kemudian aku berkata, ‘Tidak ada orang yang tidak terangkat dari neraka kecuali orang-orang yang oleh Al Qur’an diharuskan untuk menjadi penghuni neraka untuk selama-lamanya.’ .(H.R. Bukhari)

3. Syafaat khusus kepada Penghuni Baqi, Para syahid perang Badr dan Uhud serta 70.000 umat Muhammad lainnya.

SELESAI.
NB: UNTUK SESI TANYA JAWAB AKAN KAMI POSTINGKAN LAIN HARI KARENA KETERBATASAN WAKTU.

Demikian Rangkuman kajian online RDM kami sampaikan. Semoga bermanfaat bagi semua.
Wassalamualikum.

- Team admin RDM -
** SILAHKAN BAGI YG INGIN SHARE ATAU COPAST, TAPI MOHON MENCANTUMKAN SUMBERNYA **

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar