Oleh: Abuakmal Mubarok & Rama D.Wijaya
Bismillaahirahmaanirrahiim
Meskipun aku di surga mungkin aku tak bahagia,
Bahagiaku tak sempurna bila itu tanpamu…
Aku ingin kau menjadi bidadariku di sana,
Tempat terakhir melabuhkan hidup di keabadian.
(By : PADI)
Begitulah lirik lagu dari grup band Padi yang sempat kudengar di radio ketika dalam suatu perjalanan dengan kereta menuju jakarta beberapa waktu lalu.
Tak pelak lagi lagu ini membuatku termenung dan tenggelam dalam pengelanaan pikiran yang panjang. Mungkin bagi yang belum pernah mengalami kehilangan kekasih atau pasangan hidup, lirik lagu itu terasa biasa saja. Namun bagi yang ditinggal mati kekasih atau pasangan hidupnya, lirik lagu itu sangat mengoyak qalbu. Siapa sih yang tak ingin bersama kembali kekasihnya setelah lama memendam rindu ditiggal mati?
Sejenak lagu itu mengingatkanku pada sebuah hadits bahwa seseorang akan bersama orang yang dicintainya di akhirat nanti.
Jibril berkata kepada Rasulullah SAW, “Katakan kepadanya bahwa ia akan bersamamu dan bersama Allah SWT seperti dua jari yang bersama. Setiap orang akan berkumpul bersama orang-orang yang dicintainya di Hari Akhir.”
Ketika mendengar ini Abu Bakar RA bertanya, “Ya Rasulullah, apakah tidak diperlukan suatu perbuatan tertentu, apakah cinta saja cukup?” Beliau menjawab, “Tidak, wahai Abu Bakar, tidak ada persyaratan melakukan perbuatan tertentu, yang terpenting manakala kamu melakukan sesuatu adalah cinta. Setiap orang akan berkumpul bersama orang-orang yang dicintainya.”
Tentu saja kita semua mencintai pasangan hidupnya, dan ingin bersama mereka di akhirat nanti. Tapi tunggu dulu, itu kan perasaan dan pikiran kita di dunia. Ketika nanti kita dimasukkan kedalam surgaNya (mudah2an dengan Rahmat Allah kita semua memasuki surgaNya), perasaan kita dan pikiran kita tidak sebagaimana kita dulu di dunia.
Keindahan dan kenikmatan surga itu sedemikian hebatnya hingga membuat lupa diri pada orang-orang yang memasukinya. Sehingga suatu ketika orang yang pernah disiksa di neraka sedemikian lama dan sedemikian perihnya, tp ketika dimasukkan ke dalam surga, ia lupa akan perihnya adzab neraka yang sebelumnya ia rasakan. Ibarat pendaki gunung yang lelah nya sirna ketika sampai di puncak dan melihat keindahan puncak gunung.
Dalam sebuah hadits Qudsy diriwayatkan Abu Hurairah, Ketika seorang hamba dikeluarkan dari neraka (mungkin setelah ratusan ribu tahun dihancur leburkan disiksa di api neraka) lalu ia dimasukkan ke dalam surga dan dihadapkan pada Allah, lalu Allah bertanya padanya: “hambaku, berapa lama kau berada di neraka?, hamba itu berkata : "aku tak pernah merasakan siksa neraka..".
Demikianlah, saking nikmatnya surga itu sehingga siksa neraka ratusan ribu tahun yang pedih dan lama itu sirna seketika saat si hamba masuk surga. Ketika di Surga pula, saking indahnya manusia tidak ingat dan mungkin tidak menjadi soal lagi apakah ia bersama kekasihnya dulu di dunia atau tidak. Karena pemuda pemudi surga demikian elok rupawannya sehingga kecantikan dan ketampanan manusia di bumi yang paling rupawan pun tidak ada artinya sama sekali.
Namun Anda jangan salah sangka, walaupun demikian indah dan nikmatnya surga, apa yang paling dirindukan oleh para penghuni surga? Ternyata dikisahkan dalam sebuah hadits bahwa yang paling membahagiakan para penghuni surga ialah ketika mereka dapat bertemu dan melihat Wajah Allah secara langsung, tanpa tabir atau hijab sedikitpun.
Di dalam Al-Qur’an dikatakan wujuuhun yauma-idzin naazhiratun Artinya: "Wajah-wajah (orang-orang mu'min) pada hari itu berseri-seri" (QS. Al-Qiyaamah: 22).
ilaa rabbihaa naatsiratun "Kepada Tuhannyalah mereka memandang". (QS. Al-Qiyaamah: 23).
“Sesungguhnya kamu akan melihat Tuhanmu dengan mata kepalamu sendiri (terang-terang)". (H.R. Bukhari)
Seorang sahabat bertanya: "Wahai Rasulullah apakah kami melihat Tuhan kami di Hari Kiamat kelak?" , Beliau menjawab: "Apakah sulit bagi kalian melihat matahari dan bulan yang tidak dihalangi oleh awan?" Mereka menjawab: "Tidak". Beliau bersabda lagi: "Demikian pula kamu melihat Tuhanmu kelak". (H.R. Bukhari dan Muslim).
Adapun masalah apakah kita akan disatukan kembali di surga dengan kekasih atau pasangan hidup (suami/istri) ketika di dunia itu hanyalah bonus kenikmatan dari sekian kenikmatan besar di surga. Maka bonus itu otomatis diterima tanpa perlu ia mengidam-idamkannya atau memintanya. Perasaaan para penghuni surga tidak diliputi oleh keinginan duniawi seperti rasa kita sekarang ini. Maka seandainya tidak bersama kekasih kita di dunia dulu, maka itu tidak mengapa karena rasa nikmatnya bertemu Rasulullah SAW dan memandang wajah Allah niscaya akan melupakan keinginan duniawi lainnya.
“Yah itu kan cuman lagu.. ga usah dianggap serius..”, suara hatiku yg lain ikut nimbrung.
Memang sih, itu Cuma lagu, dan lirik itu dibuat oleh makhluk dunia dengan perasaan dunia dan sudut pandang orang yang masih hidup di dunia. Namun hati nurani saya juga menjawab :
“Yah ini juga sekadar ulasan untuk menambah keimanan kita jangan sampai perasaan kita terbuai oleh perasaan duniawai yang membuat seolah nikmat surga itu tak berarti tanpa keberadaan kekasih kita, soalnya jangan2 kita gak jadi masuk surga gara2 meremehkan kenikmatan surganya Allah”. Bukankah begitu..? ^.^
Hadist riwayat Abu Hurairah, ia berkata: “Dari Nabi, aku mendengar beliau bersabda: Allah berfirman: Aku sediakan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh sesuatu yang belum pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga serta tidak pernah terbesit dalam hati manusia. Bukti kebenaran itu terdapat dalam Alquran: Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. (Shahih Muslim No.5050).
Keindahan Surga
Dari abu hurairah, ia berkata, Aku bertanya kpd rasulullah ‘bgaimana bangunan surga itu?’. Beliau menjawab,’Surga itu terbuat dari batubata perak dan emas, sedang perekatnya adlh kasturi yg amat wangi, bebatuannya dari mutiara dan permata yaqut, dan debunya adlh Zafaran. Barangsiapa yg memasukinya, ia akan senang, tak pernah susah dan akan kekal tak pernah mati. Pakaiannya tak pernah kumal dan masa mudanya tak pernah sirna’ (HR.Tirmidzi, Ahmad, dan ibnu hibban).
‘Tingkatan penghuni surga yg paling rendah adlh ia memiliki 80.000 pelayan dan 72 istri. Untuknya dipasang kubah (rumah) dari mutiara dan zabarjad (batu permata seperti zamrud) serta Zaqut (batu permata merah delima). Luas rumah yg satu dgn yg lain adalah antara jarak kampung Jabiyah (sebuah tempat dekat damaskus) dgn kota San’a ‘( HR.Tirmidzi)
Ibnu qoyyim al-jauziyah dalam buku ‘Taman Orang2 Jatuh Cinta dan Memendam Rindu’ mengatakan:
“Penduduk surga dapat menyetubuhi istrinya 100 kali dalam sehari, dan setiap kali mereka menyelesaikan hajatnya maka istriya kembali menjadi perawan. Istri2 mereka tidak akan hamil, dan seandainya penghuni surga menginginkan punya anak maka seketika istrinya akan hamil, melahirkan dan pertumbuhannya dalam sesaat sesuai keinginannya’ (Hadist bukhari riwayat Ahmad, tirmidzi dan ibnu majah).
Wanita Surga (Bidadari)
Rasulullah menggambarkan keutamaan2 wanita penduduk Surga dalam sabda beliau :
“ … seandainya salah seorang wanita penduduk Surga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya.” (HR. Bukhari dari Anas bin Malik)
dari ummu sulamah, ia menemui rasul dan berkata ‘wahai rsulullah, katakan padaku bagaimana sosok (wujud) wanita penghuni surga?’ rasulullah menjwab,’wahai ummu salamah, sesungguhnya Allah telah mensifati wanita2 penghuni surga itu dgn sebutan khawaib (gadis2 remaja). Wajahnya cantik jelita, buah dadanya sempurna dan tidak menggelantung kebawah, kulitnya putih bersih dan sumsum tulangnya terlihat dari luar seprti halnya engkau melihat anggur merah di gelas kaca yg putih. ‘Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni2 surga yg menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh Jin ( Qs.Ar-Rahman; 74 )”.
Dalam hadits lain Rasulullah bersabda :
"Sesungguhnya istri2 penduduk Surga akan memanggil suami2 mereka dgn suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Di antara yang dikatakankan oleh mereka Wanita2 surga) : “Kami adalah wanita-wanita pilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang menyejukkan.” Dan mereka juga mendendangkan : “Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal, tidak akan pergi.” (Shahih Al Jami’ nomor 1557).
Istri-istri kaum Mukminin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut akan tetap menjadi pendamping suaminya kelak di Surga dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk Surga lainnya, tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia.
Ketahuilah saudariku dan saudaraku, bahwa sekali Allah mentakdirkan si dia menjadi suami / istri kita dan andaikan pernikahan itu dilanggengkan hingga salah seorang dari kalian meninggal dalam keadaan berstatus suami / istri maka berarti perjodohan itu dilanggengkan (abadi) oleh Allah. Karena kelak suami / istri kita adalah pasangan kita ketika di dunia dulu.
Jika pasangan hidup kita meninggal lebih dahulu dari kita, maka perpisahan di dunia itu adalah sementara sedangkan pertemuan dan bersatunya suami istri kelak di surga adalah selamanya.
Oleh karena itu pilihlah pasangan hidupmu yang dapat membimbingmu menambah pengetahuan agamamu, memperkokoh imanmu, dan bersama sama meraih surgaNya.
Barakallahufikum..semoga bermanfaat,
Salam hangat utk semua,
-----------------------------